Kompetensi
Saatnya kompetisi datang bergaung, gemanya kemana -mana. Kompetisi ini untuk tim contact centre di hampir semua lini. Perusahaan besar atau kecil mempersiapkan diri untuk menjadi percaya diri. Energi yang biasanya terasa biasa -biasa saja, menjadi luar biasa khususnya dari energi mereka yang terpilih mewakili organisasi. Inilah ajang kompetisi tahunan di Indonesia yang terus menggeliat walau pandemi datang sejak tahun 2020. Ide kreatif panitia membuat konsep lomba secara online akhirnya bisa dipercaya karena ajang ini terbukti tetap ramai peminat.
Kali ini yang kita bicarakan bukan kegiatan kompetisi contact centre yang sedang hangat – hangatnya menjadi perhatian, melainkan tentang kompetisi secara luas.
Kompetisi dilihat dari sudut pandang manfaatnya terdapat dua jenis
- Constructive Competition
- Destructive Competition
Yang pertama constructive competition adalah kompetisi yang punya esensi membangun. Membangun kompetensi manusia untuk tujuan yang positif. Seperti lomba contact centre saat ini, seharusnya memang untuk membangun kompetensi, untuk studi banding, untuk mengetahui strategi – strategi pengembangan yang lebih efektif, efisien, kreatif dan inovatif. Agar peserta kompetisi memiliki pengetahuan, keterampilan dan semangat untuk maju dalam persepektif yang lebih luas.
Selanjutnya destructive competition, adalah kompetisi yang meleset dari esensi utamanya yaitu kompetisi yang menjadi kegiatan yang bersifat negative. Biasanya pada awal terjadi, kompetisi ini bertujuan untuk hal – hal yang konstruktif, namun karena situasi yang kurang bisa dikendalikan maka terjadi perubahan pada tujuan – tujuan yang bahkan tidak pernah disadari. Contoh:
- Pada awalnya kita mengikuti kompetisi contact centre, hanya karena tuntutan dari lingkungan untuk mencapai kemenangan sangat tinggi dan bahkan tanpa kompromi, maka terjadilah pergeseran menjadi perilaku – perilaku permisif terhadap usaha – usaha apapun untuk mencapai kemenangan.
- Atau jika kita ada si situasi lain dalam interaksi sehari -hari. Contoh seseorang tidak mau kalah atau selalu ingin unggul dari pihak lainnya. Maka ia akan melakukan apapun untuk mencapai keunggulan itu. Tanpa disadari perilaku – perilakunya mengarah pada Tindakan – Tindakan negative.
Kompetisi tentu sangat bagus, jika esensinya tepat yaitu untuk belajar dan memberi dorongan kepada kita agar tidak berhenti mengembangkan diri.
Tetapi jika kita perhatikan, tidak banyak orang yang bisa menjaga kompetisi menjadi jenis yang constructive. Jika menang akan menjadi arogan, jika kalah akan dendam atau menjadi frustasi. Inilah situasi yang perlu kita waspadai jika kita masuk dalam sebuah kompetisi.
Karena masuk dalam sebuah kompetisi tidak perlu menunggu hingga kita naik ke panggung dengan banyak audience. Kompetisi bisa terjadi di lingkungan sangat kecil, bahkan hanya diantara dua orang individu. Terkadang tanpa kita sadari, kita menempatkan sesorang atau pihak lain menjadi pesaing kita walaupun pada awalnya kita tidak sengaja. Beberapa dorongan yang membuat kita untuk menjadi sangat kompetitif terhadap orang lain/pihak lain adalah
- Keinginan untuk lebih diakui
- Keinginan untuk lebih unggul
- Keinginan untuk menang
- Keinginan untuk dipuji
Dorongan – dorongan diatas bisa positif, bisa juga ke arah negative. Jika kita mampu untuk menggunakan sumber daya yang kita miliki dengan produktif, maka dorongan kita akan menjadi Tindakan – Tindakan positif. Namun sebaliknya, jika kita merasa tidak mampu untuk menjadi pemenang padahal kita tidak mau kalah, maka Tindakan – Tindakan kita akan menjadi Tindakan negative.
Apabila kita bersedia mengkaji lebih dalam lagi, ke-empat dorongan diatas adalah dorongan hawa nafsu manusia. Aura-nya sangat jauh dari kebersihan Hati yang dekat dengan tuntunan Tuhan. Maka, boleh kita simpulkan bahwa selama kita menggunakan kompetisi dengan ke-empat atau salah satu dorongan diatas, pasti kita telah memiliki mindset negative dan bahkan mungkin telah bertindak negative.
Mari kita kembalikan esensi kompetisi pada kondisi yang seharusnya, yaitu untuk mendorong dan mambangun hal-hal positif bagi diri kita dan lingkungan sekitar. Memang untuk mengembalikannya, bukan menjadi tugas yang mudah, karena constructive competition adalah tentang memiliki hati yang bersih, dan sebaliknya destructive competition adalah tentang hati yang penuh rasa iri terhadap keunggulan orang lain. Tetap semangat untuk mencoba!