Mencabut Duri di Tubuh – Self Reflection
Masih berbicara tentang self – reflection, bagi saya tetap menjadi pembahasan yang paling menarik khususnya di beberapa tahun terakhir sejak focus untuk mendekatkan diri dengan perubahan. Semoga pembahasan ini memberikan secercah ide untuk sahabat semua yang kebetulan memiliki energi yang sama dengan saya, yaitu sedang berusaha meningkatkan kapasitas dan kualitas diri.
Menyadari bahwa detik demi detik yang kita lewati adalah perjalanan kita menuju jalan Kembali kepada Tuhan, maka hal penting apa yang lebih penting selain menyiapkan bekal yang cukup untuk bertemu denganNYA? Seperti kita sebagai anggota keluarga yang ingin Kembali ke rumah, jika kita membawa bekal cukup maka keluarga akan menyambut dengan rasa antusias dan gembira. Namun jika tidak, maka hati merekapun menjadi layu. Samapun dengan hati Tuhan saat menemui ummat-NYA dengan bekal yang cukup, maka tempat yang terbaik disiapkan untuk kita, namun jika tidak maka Tuhan akan menjadi murka. Itulah esensi kehidupan. Jadi tidak terbantahkan bahwa waktu demi waktu yang kita lalui adalah untuk mengumpulkan ‘bekal’.
Asalnya ‘bekal’ adalah
- Mindset (pemikiran – pemikiran)
- Emosi kita
- Perilaku (kata/kalimat, tindakan)
Tuhan ingin semuanya tepat. Karena ketiganya akan mempengaruhi keadaan, situasi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Berikut adalah sebuah contoh tentang bagaimana kita memandang REZEKI dari mindset, emosi dan perilaku kita.
Jika mindset (1) kita tepat memiliki konsep rezeki,
- bahwa rezeki telah ditetapkan Tuhan untuk kita,
- akan datang jika kita berusaha dengan baik dan benar.
- rezeki akan datang jika kita memohon, bersujud dan taat menjalankan perintahNYA.
Maka Emosi (2), kitapun akan baik menerima proses saat kita berusaha mendapatkan rezeki tersebut. Apapun tantangannya, kita akan yakin bahwa Tuhan sedang melihat, menilai dan akan memberikannya pada saat yang tepat, saat dimana kita sudah selesai menjalani proses dengan gemilang.
Dan pasti perilaku (3) kita akan menjadi sosok yang taat beribadah karena yakin bahwa TUhanlah yang memebrikan rezeki, perilaku kerjapun akan baik dan kedisiplinan akan terpatri dalam diri kita tanpa perlu diminta dan diawasi.
Untuk memiliki mindset, emosi dan perilaku yang tepat, diperlukan kesiapan diri kita. Self – reflection, akan menjadi kunci bagi diri kita untuk menuju pada ketiga aspek diatas dengan baik dan benar. Beberapa pertanyaan bisa menjadi guidance bagi kita untuk melangkah maju
- Dimana posisi kita? Dalam arti posisi mindset, apakah sudah baik dan benar?
- Bagaimana emosi kita? Apakah sudah stabil? Atau masih naik turun?
- Bagaimana perilaku kita? Tanyalah teman dan lingkungan jika kita memang seorang yang dewasa.
Saya tahu bahwa semuanya tidak mudah, tidak mudah untuk melakukan perubahan. Mengubah kebiasaan -kebiasaan yang sudah tertanam sangat lama. Tidak semudah sahabat membaca artikel ini dan tidak semudah saya menulisnya. Karena semua ada prosesnya, yang sungguh sangat menantang. Hanya Tuhan yang mengijinkan kita untuk mampu bertemu dengan proses itu dan mampu melaluinya. Jika digambarkan bagaimana sakitnya kita menjalani prosesnya, rasanya seperti mencabut duri dari tubuh kita, sangat perih. Tapi inilah yang sangat diperlukan. Jika kita tidak berubah, maka harapan seperti apa yang kita miliki saat kita bertemu dengan Tuhan nanti?
Bukan hanya itu, saat di duniapun kita layaknya seperti manusia berduri. Kita sendiri sakit dengan duri yang menusuk ke tubuh kita, orang lainpun akan sakit jika berdekatan dengan kita. Mari berdoa kepada Tuhan agar kita semua diberikan jalan untuk bertemu jalanNYA yang mampu membantu mencabuti duri dari tubuh kita. Supaya diri kita nyaman dan orang lain pun akan nyaman dengan diri kita. Jangan pernah menyerah, karena Anda tidak sendirian. Ada saya dan sahabat – sahabat lainnya yang sedang menjalani proses yang sama?